Program Humas RSUD Jombang, menyapa kali ini membawakan materi kesehatan mengenai batu empedu dan operasi laparaskopi. Masyarakat umum perlu mengetahui, jika cairan empedu dihasilkan oleh liver dimana empedu memiliki manfaat untuk mencerna makanan berlemak.
Dokter I Kadek Wira Darmika, Sp. B menjelaskan, jika batu empedu terjadi karena adanya endapan dalam kantung empedu yang diakibatkan berbagai factor. Salah satunya adalah kolesterol dalam tubuh. Kolesterol seiring waktu dapat mengendap dalam kantong empedu dan membentuk sedimen atau perbentukan batu yang lama kelamaan akan membesar.
“Faktor resiko yang menyebabkan batu empedu dikenal dengan sebutan 4 F, yakni fat (gemuk), forty (usia diatas 40), female (perempuan), fertile (usia subur). Selain itu pula ada fatty food intolerans (tidak mampu memecah atau menyerap makanan berlemak),” tuturnya dalam talkshow, Jumat (22/10/2021).
Untuk mendeteksi dini batu empedu ada beberapa gejala yang dirasakan mulai dari gejala ringan hingga berat. Gejala ringan seperti mual atau merasa sebat (penuh). Sedangkan gejala berat dimulai dengan rasa nyeri di bagian perut kanan atas. Nyeri tersebut bisa tajam (menusuk) hingga menjalar ke bahu bagian belakang.
“Selain itu bisa juga menyebabkan infeksi pada kantung empedu. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka bisa terjadi kebocoran kantung empedu, Infeksi menyebar ke seluruh perut, batu empedu akan loncat menutup bagian lain, bisa membuat sakit kuning dan urine menjadi pekat,” jelasnya.
Pemeriksan utama yang dilakukan dokter di RSUD Jombang, adalah mewawancarai pasien terkait keluhannya. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik bagian perut kanan atas. Tak hanya itu dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya. Salah satunya yakni USG pada daerah empedu untuk mendeteksi adanya infeksi.
“Untuk mencegah atau menghindari batu empedu yang perlu dilakukan adalah olahraga, mengurangi makanan berlemak, tidak statis (diam saja) agar sirkulasi darah lancar. Mengkonsumsi makanan sehat seperti sayur dan serat, makan makanan berlemak tidak berlebih, sekaligus minum air putih yang cukup,” imbuhnya.
Dokter I Kadek Wira Darmika juga menambahkan. jika pasien mengalami penyakit batu empedu akan melakukan pemetaan pasien, jika gejala ringan cukup dianjurkan pola makanan sehat dan olahraga sekaligus diberikan obat-obatan ringan. Namun jika sudah terlanjur ada infeksi maka akan diberikan tindakan yang cepat untuk menanganinya.
“Tindakan operasi yang ada di RSUD Jombang ada dua. Yakni operasi open yang sering kita tahu yakni adanya irisan yang agak lebar di bagian perut. Keuntungannya bisa dilakukan di relatif rumah sakit, tidak membutuhkan alat-alat khusus, kemudian lebih cepat persiapannya. Namun kerugiannya adalah luka lebar, nyeri dan masa pulih lama berimbas pada rawat inap,” bebernya.
Namun saat ini di RSUD Jombang memiliki tindakan operasi lebih modern yaitu Laparaskopi, pembedahan dengan minimal invasive. Sehingga keuntungannya luka lebih kecil, tindakannya yakni memasukan ke kamera dengan irisan kulit hanya 1 sampai 2 cm yang dipastikan aman dan dapat diindentifikasi melalui monitor.
“Operasi hanya 30 sampai 1 jam, relatif lebih cepat dan tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Selesai operasi pasien akan sadar dan nyeri yang dirasakan tidak hebat dan proses penyembuhan cepat. Laparaskopi pengangkatan kantong empedu di RSUD Jombang bisa diakses pasien BPJS dan mendapatkan pelayanan Laparaskopi dengan pelayanan yang terbaik dan nyaman,” tambahnya.
Untuk mendapatkan pelayanan atau konsultasi terkait batu empedu bisa langsung datang ke Poli Bedah RSUD Jombang dari pukul 07.00- 12.00 WIB. Untuk hari Senin-Kamis dan untuk hari Jumat pukul 07.00-11.00 WIB.
Add comment